Al-kisah, sedang Sir Isaac Newton (1643 – 1727) sedang duduk berehat-rehat, berfikir-fikir, bersantai-santai di bawah rendangnya pepohonan epal, sebiji epal gugur tepat di atas kepalanya (gambar 1), sekaligus menyebabkan naluri kebijaksanaannya (ulul albab?) tersentak. Selanjutnya, hukum Graviti akhirnya ditemui.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(Surah Ali Imran [3]:190-191)
Sungguh, penemuan Graviti itu –seperti iklannya Mooney's Modules (gambar 2)- bukan sekadar sebuah idea yang baik, tetapi ianya juusteru sebuah hukum; hukum alam. Sebuah ketetapan, yang tidak bisa dipungkiri, sehingga selanjutnya hukum-hukum Newton berkembang menjadi dua, tiga, menyangkut hal-ehwal orbit di angkasa dan sebagainya.
".. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim"
(Surah Ali Imran [3]:140)
"Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu"
(Surah al-Isra' [17]:5-6)
Saudaraku,
Sesuai dengan hukum Graviti, maka buah yang ranum dan masak, pasti akan gugur, jatuh, turun menyembah bumi. Maka sebegitulah kezaliman. Pasti, akan sampai masanya kelak, setelah cukup usahanya, ketika sampai masanya, sewaktu matang kesungguhannya, yang haq pasti timbul, sedang yang batil lagi zalim akan tenggelam karam mematuhi sunnah alam dan ketetepan zaman.
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
"Sesungguhnya kebenaran telah datang dan kebatilan telah hancur/ lenyap. Sesungguhnya, kebatilan itu itu sememangnya akan lenyap"
(surah al-Isra' [17]:81)
Nah, kebatilan itu, seperti yang telah termaktub di dalam al-Quran, mempunyai sifat self destruction. Hanya menanti countdown untuk ia terhapus, musnah, punah dihukum zaman. Belum pun jauh masa berjalan, sejarah telah merakamkan kejatuhan dictator yang pertama: Fir'aun! Kemudian Namrud. Kemudian Abu Lahab. Kemudian Rom. Parsi. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Dan yang menjadi semacam Isaac Newton sebagai bukan saja penemu "kejatuhan" mereka tetapi bahkan "perintis" kepada kejatuhan mereka, ialah pemuda. Pemuda jugalah yang telah menggemparkan sang Raja syirik di dalam hadith ghulam, raja dan ahli sihir sehingga rakyat jelata kembali kepada Tauhid, sebelum dihumbanlah orang-orang beriman itu ke dalam gaung atau parit yang berapi, lalu diabadikan oleh Allah di dalam al-Quran:-
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ
قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, |
dan hari yang dijanjikan, |
dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. |
Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. (Surah al-Buruj [85]:1-4) |
Suharto di Indonesia. Ben Ali di Tunisia. Husni Mubarak di Mesir. Pemuda. Pemuda. Pemuda. Pemudalah yang menggerakkan reformasi mahupun revolusi, untuk "menggugur"kan mereka dari tampuk kediktatoran mereka.
"Epal" sedang jatuh. Dan pemudalah "gravity"nya.
Kejatuhan (orang-oranhg zalim). It's not just a good idea. It's the law (of nature).
Begitu hebatnya 'kekuatan' golongan pemuda itu sendiri sekiranya dimanfaatkan sepenuhnya ke jalan kebaikan.
ReplyDelete