Followers

Tuesday, November 9, 2010

TOY STORY

Filem animasi Toy Story, filem animasi-komputer pertama terbitan Disney/ Pixar, mengisahkan tentang sekumpulan mainan milik seorang kanak-kanak bernama Andy. Mainan-mainan ini, dikepalai oleh sebuah patung koboi bernama Woody, akan menjadi “hidup” tiap kali tiada manusia di sekitarnya. Animasi yang terpilih sebagai “penting dari sudut kebudayaan, sejarah and nilai-nilai estetika” oleh National Film Registry, America ini, pada tahun 2005  -menurut laporan Rotton Tomatoes- telah menerima 100% kritikan bersifat positif daripada para pengkritik filem seantero dunia. Bahkan dalam episod terkini dan terakhir serial Toy Story, iaitu episodnya yang ketiga, nilai-nilai murni tentang persahabatan, kesetiaan serta pengorbanan semakin terserlah, seakan-akan mainan-mainan ini benar-benar makhluk “hidup” yang mempuyai perasaan dan menyedari tanggungjawab yang harus mereka semua tunaikan.

 

Saudaraku,

Kalau pun benar mainan-mainan ini memang “hidup” pada hakikatnya, satu perkara yang harus kita semua ketahui adalah, semua mainan itu tentunya beragama Islam, lantaran semuanya tentunya tunduk patuh pada perintah Allah S.W.T. Bahkan, semua makhluk hidup di muka bumi ini, seperti mana semua yang berada di alam maya ini pun, tidak akan bisa survive tanpa bantuan, tanpa lindungan, tanpa pengharapan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Bukankah itu yang kita semua deklarasikan dalam setiap solat kita, tatkala kita menyebut ulang ungkapan “Segala puji bagi Allah Rabb (Pencipta, pemberi rezeki, pemilik pengatur) sekalian alam” ? (surah al-Fatihah [1]:2)

 

Nah, dengan pengharapan dan pergantungan yang hanya kepada Allah Azza Wa Jalla ini, seluruh makhluk pun merasakan ke-Besaran-Nya. Menikmati Ke-Agungan-Nya. Menyedari ke-Hebatan-Nya. Wajar, seluruh makhluk di alam maya ini hidup dalam keadaan patuh, tunduk dan taat kepada Allah, sambil bertasbih menyebut dan mengingati-Nya. Sama ada manusia menyedari atau pun tidak hal ini, tetapi itulah hakikatnya: semuanya mengalunkan irama tasbih dalam frekuensinya masing-masing.

 

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

(Surah al-Isra’ [17]:44)

 

Andy tidak pernah sedar “kehidupan” mainan-mainannya. Tetapi itu tidak menghalang Woody, Buzz dan rakan-rakan untuk menyayanginya. Seperti juga mereka kemudiannya menyayangi pemilik baru mereka, konsep sayang-menyayang dan tahu menghargai orang terserlah jelas pada patung-patung “tidak bernyawa” ini.

 

Woody mungkin telah “terjamin” kelangsungan hidupnya, tetapi itu tidak membuatkannya lalai dan mengabaikan rakan-rakan dan teman-temannya yang lain. Sedang manusia saja, begitu menjadi engineer, begitu menjadi doctor, begitu menjadi cikgu dan sebagainya, semuanya menjadikan “sibuk” sebagai alasan melupakan tanggung jawab dan kewajipan membawa ummah yang lain ke jalan kebenaran, tetapi Woody dan rakan-rakan sanggup bergadai nyawa demi keselamatan dan kebahagiaan teman-temannya, seakan ia hidup dengan menyaksikan peristiwa isar (mengutamakan orang lain berbanding diri sendiri) antara para Ansar dan saudara baru mereka daripada kelompok Muhajirin.

 

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

(Surah al-Hasyr [59]:9)

 

Subhanallah, semuanya mengalunkan irama zikir perkataan dan perbuatan terhadap nikmat yang telah Allah kurniakan kepada mereka. Tiada nikmat Allah yang terdustakan dalam kisah ini. Hanya kisah cinta, cinta dan cinta sesama mereka. Di antara mereka. Di kalangan mereka. Maka jika mainan itu adalah cinta di kaca mata kanak-kanak, ketahuilah, hidup untuk memberi inilah, saatnya ketika cinta bertasbih. Subhanallah!

 

“You’ve got a friend in me....  you’ve got a friend in me...”

 

2 comments: