Followers

Thursday, August 16, 2012

The "Down" Knight Rises

“Why do we fall, sir?

 

So that we can learn to pick ourselves up.”

 

 

 

Sahabat,

 

Barangkali, inilah yang perlu untuk dirimu fahami. Bahawa yang namanya “jatuh” itu, tidak semestinya bererti “futur”. Yang namanya “tumbang”, tidak seperlunya bermaksud “gugur”.  Yang namanya “turun”, tidak seharusnya menandakan sebuah “pengakhiran.” Tetapi, sudah memang menjadi lumrah insan, imannya, terkadang akan jatuh. Akan tumbang. Akan turun. Tetapi, bagi para pejuangan panji kebenaran, “jatuh”nya graf keimanan mereka, tidaklah sampai menjadikan mereka futur. Tidaklah sampai gugur. Tidaklah juga sampai berakhir “riwayat keimanan” mereka. Bahkan, bak kata Alfred Pennyworth di atas, terkadang kita semua perlu “jatuh”, agar kita bisa belajar akan bagaimana caranya untuk bisa bangkit semula selepas melalui sebuah zaman kejatuhan.

 

Kerana itu, manusia-manusia yang beriman, adalah spesies makhluk yang cukup menakjubkan menurut Nabi. Ini kerana, seakan mereka menyedari betapa bersama setiap gerhana, akan ada sinar cerah yang memancarkan. Bersama setiap ribut, kelak menyusul pelangi indah yang menceriakan. Bersama setiap kesulitan… “fainna ma’al usri;- yusra”… akan ada bermacam jenis kemudahan, yang menghilang dan menenggelamkan segala macam memori-memori duka yang pernah bertaburan di medan sebuah perjuangan.

 

Lantas, segala hal, menurut The Mukminin itu, akan sentiasa baik baginya. Jika yang melandanya adalah sebuah kemudaratan, justeru ia bisa bersabar, lalu sabar itu baik baginya. Jika yang diterimanya adalah sebuah kenikmatan, justeru ia akan bersyukur, lantas syukur itulah yang baik buat dirinya. Sabda Nabi SAW; “ajaib sungguh urusan orang Mukmin (The Mukminin). Sesungguhnya setiap urusannya, baginya semuanya baik. Dan hal itu tidaklah demikian akan terjadi kepada seseorang, melainkan dia seorang Mukmin. Ketika ia ditimpa dengan suatu kesenangan, ia bersyukur, dan syukur itu justeru baik untuk dirinya. Dan ketika ia ditimpa dengan suatu kesusahan, ia bersabar, maka (sabar) itu baik untuknya”

(Hadith riwayat Muslim)

 

 

The Mukminin itu tahu, terkadang Allah susunkan untuknya sebuah kesulitan, yang mungkin menjatuhkan level keimanan, justeru agar ia lebih menghargai akan makna kesusahan. Atau, agar ia tahu menghargai perasaan orang lain. Atau, agar bisa menjiwai hakikat makna sebuah kesabaran. Atau, untuk menghidupkan raja’ wa tawakkal dalam menongkah badai yang menghiasi perjuangan. Atau, demi menjiwai ayat-ayat suci Al-Quran, hingga tiada hari yang dilalui tanpanya, betapa sibuk dan letihnya ia, lantaran kejatuhan itu mengajarkannya betapa Al-Quran itulah sebaik-baik bekal, buat insan yang dilanda kesusahan, ditimpa ujian, disergah cacian dan hinaan, dan merasakan masa depannya seakan-akan kelam.

 

Ujian itu justeru mematangkan, justeru mendewasakan, justeru menghaluskan lagi pandangan dan perasaannya, hingga bisa punya jiwa besar yang sanggup digunakan -atau kalau bisa diagihkan- buat umat seluruhnya, biarpun hati dan perasaannya menjadi “harga” yang perlu ia gadaikan.

 

Kerana itu, down itu manusiawi wahai saudaraku. Tetapi berkekalannya kita dalam keadaan down itulah, yang menghakis habis ciri-ciri “keperajuritan” dalam diri kita. Firman Allah;

 

“..janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa daripada rahmat Allah, melainkan orang-orang Kafir.”

(Surah Yusuf [12]:87)

 

Selagi mana insan itu meyakini betapa Tuhannya tidak akan pernah mensia-siakannya, tentu ia bisa beroleh ibrah daripada ujian dan dugaan yang ditempuhnya. Sabda Nabi SAW di dalam sebuah hadith Qudsi; Sesungguhnya Aku (Allah) berada bersama-sama persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku..(Hadith riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi & Ibnu Majah)

 

Bukankah Tuhanmu telah mengingatkanmu;

 

“..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, sedangkan hal itu baik untukmu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, sedangkan hal itulah yang buruk buatmu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui barang sedikit pun.”

(Surah Al-Baqarah [2]:216)

 

Maka, bangkitlah wahai “The “Down” Knight”, kembalilah kepada “fitrah” kepahlawananmu, hingga bisa kau meraikan kebangkitanmu.

 

 

Salam Aidilfitri, Salam kebangkitan sekaligus kepulangan, insan kepada fitrahnya yang sebenar.

 

The “Down Knight”……. has now risen!

 

Saudaramu,

Faridul Farhan Abd Wahab

Tumpat, Kelantan

 

3 comments:

  1. Jazakallah for the pep talk :'(

    ReplyDelete
  2. ya akhi, pls continue writing. yr tadabburs are really helpful. i pray that Allah will grant me the ability to look & ponder upon things to get closer to Him. jzkk for the sharing.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih kalian berdua. Jazakallah khairan.

    Saya akan ambil exam PMP esok (Khamis). Doakan saya.

    ReplyDelete