Dulu, sebelum software-software kejuruteraan seperti AUTOCAD, atau ELECTRONIC WORKBENCH, atau lain-lain software yang sewaktu dengannya, digunakan untuk “melukis” dan mendesign sesuatu lukisan kejuruteraan, para jurutera harus melukis sendiri design drawing di atas kertas, dengan menggunakan pencil, sebelum ianya menjadi “blueprint” yang kemudiannya disahkan oleh seorang Jurutera Profesional (Ir.).
Kerana itu, dek sinonimnya para Engineer dengan pensil, maka resmi para Engineer juga selayaknya mengikut resminya pensil. Seperti mana pensil melakarkan seluruh teknologi-teknologi yang terpampang di hadapan mata sekarang, sebelum ianya terrealisasi lalu bermanfaat buat kehidupan manusia, sebegitulah juga para “engineer dakwah” harus senantiasa “melakarkan” karya-karya indah yang kelak membumi di alam reality, lalu menegak dan mengagungkan kembali kalimah Allah di muka bumi. Bahkan bukan sekadar para “engineer dakwah” yang harus melakar amal di atas kertas kehidupan, bahkan semua mereka yang bergelar mukmin, harus segera melakarkan amal-amal yang soleh, yang bermanfaat buat kehidupan manusia, lalu menjadi saksi tertegaknya Islam di muka bumi, hasil ”blueprint” dan design para mukmin sejati. Bukankah ini tujuan keberadaan manusia di muka bumi?
“Dan (ingatlah) apabila Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat; “sesungguhnya Aku ingin menjadikan di muka bumi ini Khalifah (yakni manusia)..”
(Surah al-Baqarah [2]:30)
Dan nah, seperti resminya pensil juga, begitu kita melukiskan kesalahan, kita masih bisa memadamkannya menggunakan pemadam. Maka para mukmin sejati pun seharusnya begitu. Begitu mereka melakukan kesalahan dan kesilapan seperti layaknya seorang manusia (surah Ali Imran [3]:135), kesilapan dan kesalahan itu harus segera “dipadamkan” oleh mereka, hingga kanvas kehidupan tidak memaparkan melainkan sebuah lukisan nan indah dan menarik, lalu termpampang megah di Padang Mahsyar, di saat hari perhitungan kehidupan kelak.
Contohilah resmi pensil, berkarya dan bisa terpadam kesalahannya. Ikutilah ia, biarpun sekarang peranan pensil sudah pun diganti oleh computer dan softwarenya.
Kalau ada peluang sambung la study lagi akhi :D
ReplyDelete