Semalam, ketika singgah di pasar malam, saya sempat membeli ikan puyu 4 ekor buat santapan kami sekeluarga. Sepanjang hidup saya, inilah kali pertama saya berjumpa orang yang menjual ikan puyu. Sungguh pun sejak sekolah rendah, saya terbiasa ke kedai dan pasar malam kerana memang menjadi “orang suruhan” ibu saya untuk membeli barang-barang keperluan, namun, memang belum pernah saya ketemu orang yang menjual ikan puyu. Langsung, tak pernah!
Lantas, jika ikan puyu tidak dijual di pasaran, bagaimana saya boleh tahu akan kelazatan ikan puyu ini?
Bila dikenangkan kembali, saya berpeluang menyantap nasi berlaukkan ikan puyu, hanya ketika berpeluang pulang ke kampung rumah tok-nenek saya. Biasanya, ikan puyu itu diperolehi jika ada mana-mana sepupu saya, ataupun adik-adik saya, yang mengambil kesempatan untuk memancing di sawah yang mengelilingi rumah atuk saya. Ertinya, lokasi geografi rumah atuk, di tengah-tengah bendang sawah padi, benar-benar membawa “berkat” sekaligus pengalaman meratah ikan puyu yang mungkin tidak akan pernah dialami oleh sebahagian besar rakyat Malaysia.
Saudaraku,
Mari kita renungkan kembali, betapa nikmatnya makanan yang kita makan. Betapa nyamannya tempat yang kita diami. Betapa masih beruntungnya kita di dalam kehidupan kita ini. Memang, kita sering menginginkan banyak impian-impian yang lainnya, yang belum tertunai, bahkan mungkin tak kan pernah tertunai, sehingga kita lupa akan segala keberuntungan yang sudah sedia ada di depan mata. Hingga kita alpa, betapa “nasib malang” yang menimpa kita, justeru masih lebih bernasib baik berbanding sebahagian manusia lainnya. Hingga kita leka, betapa “… jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Surah Ibrahim [14]:34)
Seperti betapa nikmatnya ikan puyu; baru betul-betul terasa, tatkala kita tidak lagi berpeluang untuk meratahnya. Andai saja saya lebih menghargai kesempatan makan ikan puyu di kampung, maka saat-saat itu tentunya menjadi saat-saat yang sangat menggembirakan buat saya. Bahkan hanya saja saya bisa menghargai nikmat-nikmat lain yang dirasakan pada setiap kesempatan, tentunya “ajaban li amrul mukmin”, seperti disabdakan Nabi, benar-benar akan lahir dari diri saya.
Untuk itu, kepekaan hati diperlukan. Seperti makan ikan puyu tadi; jasad mungkin merasa kekenyangannya, tetapi hatilah yang mengajar diri untuk menghargainya. Kata Ibnu Taymiyyah; “Hati bisa merasakan apa yang tidak bisa dipandang oleh mata.”
Kerana itu, wahai saudaraku, kita harus mendidik diri untuk senantiasa melihat dengan mata hati. Bangun tidur, mata mungkin melihat perkara sama yang membosankan, tetapi hati melihat keindahan nikmat kehidupan, lalu memuji-muji Allah di atas nikmat yang DIA kurniakan. Begitulah seterusnya, dan seterusnya, dalam setiap kehidupan kita. Hingga, di dalam hadith riwayat Muslim (juga Ibnu Majah), Nabi SAW menggambarkan betapa kesedihan yang dialami dalam kehidupan duniawi, justeru tidak terasa tatkala diganjari dengan nikmat Syurga. Sabda Nabi SAW;
“Pada Hari Kiamat dibawa seorang penduduk dunia paling nikmat kehidupannya yang menjadi orang ahli neraka. Dia dicelup ke dalam neraka satu celupan sahaja, kemudian dia ditanya: “Wahai anak Adam, pernah engkau melihat kesenangan? Pernah engkau mendapat kenikmatan? Jawabnya: “Tidak! Demi Allah, wahai Tuhanku!”.
Lalu dibawa seorang penduduk dunia yang paling derita kehidupannya yang menjadi ahli syurga. Dia dicelup ke dalam syurga dengan satu celupan sahaja, kemudian dia ditanya: “Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat penderitaan? Pernahkah engkau mengalami kesusahan? Jawabnya: “Tidak! Demi Allah, wahai Tuhanku!. Aku tidak pernah melihat penderitaan. Aku tidak pernah mengalami kesusahan”
Ikan puyu mungkin dikau tak kan pernah berpeluang merasainya, duhai saudaraku. Namun, syukurilah segala lauk-pauk, sama ada enak atau tidak, yang berada di hadapan matamu, kerana satu saat kau akan merindui dan merasakan betapa nikmatnya saat Allah kurniakannya kepadamu.
Ir. Faridul Farhan Abd Wahab
Jurutera Profesional (BEM) dan Jurutera Kompeten (Suruhanjaya Tenaga)
Lulusan Ijazah Kejuruteraan Elektrik dan Sijil Pengajian Syariah
|
Mysuru Casino - The HERZAMMAN
ReplyDeleteMysuru Casino - The 바카라 사이트 Home of the Best of the Slots! Visit us to Play the best slots and enjoy the goyangfc best table sol.edu.kg games in our casino. Visit septcasino us