[isu semasa]: Chicharito julang United ke suku akhir Piala Juara-Juara

“I always say I am in the best team in the world. I didn’t expect to play as much so I need to thank my team-mates, the coaching staff and God above all for the fact things are going so well for me. My goals are down to the work of the whole team.”

 

Luahan rasa penyerang sensasi kelahiran Mexico, Javier Hernandez atau lebih dikenali sebagai Chicharito –yang kini sudah pun menyumbat 16 gol daripada 33 perlawanan- lahir setelah beliau disanjung tinggi oleh jurulatih dan para peminatnya, sejurus menjadi wira dengan menjaringkan 2 gol bagi membantu “The Red Devils” membenam Marseille di dalam saingan kancah Liga Juara-Juara Eropah.

 

Menariknya, di saat anak-anak muda sebaya dengannya hanyut dibuai arus dunia dan keseronokannya, beliau yang kini bermain untuk kelab paling besar di dunia, dan turut merupakan salah seorang key player pasukan tersebut, justeru bisa mengembalikan kejayaan dan kehebatan yang diraihnya itu kepada Tuhan, hingga tidak lupa untuk berterima kasih kepada God (tuhan) di atas pencapaian hebat yang sedang diraihnya.

 

Setiap insan, yang ketika kemasyhuran dan kemewahan mula menyinggahi kehidupannya, namun tetap rendah diri dan mengingati Tuhan, pada hemat saya, merupakan potensi yang sangat besar terhadap dakwah, sekaligus menjadi muhasabah buat kita bersama, yang mengaku beragama dengan agama yang sebenarnya. Kita-kita yang belum pun diuji dengan kemewahan dunia, namun sering lalai-lupa untuk mengingati dan mensyukuri nikmat Tuhan, maka bayangkan andai kata dunia dibukakan untuk kita, seperti yang dikurniakan oleh Allah kepada Chicharito, bisakah kita tetap hadir sebagai hamba-Nya yang bersyukur? Renungkanlah kata-kata Nabi Sulaiman di saat diuji dengan kemewahan, pengaruh dan kekuasaan:-

 

“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";

maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

(Surah An-Naml [27]:18-19)

 

Mari kita jadi tersentuh menghayati lirik lagu dendangan UNIC ini;

 

 

Segalanya yang ku kecapi
Adalah milikmu ilahi -tuhan maha pemurah-
Tak kan terbalas walaupun sebesar zarah

Kenikmatan yang bertandang
Terkadang tidak dihiraukan - lepas dari pandangan -
Dan bila hilang barulah dikesalkan

Adakalanya aku hanyut
Adakalanya aku terpula
Adakala aku leka
Ampunilah...
Kerana ku manusia
Lemah dan tidak berdaya di sisimu
Seringkali terlupa nikmatmu
Datang tiada jemu

Bila terhimpit mulalah
Mencari dan menyebut namamu
Barulah merasai makna sebenar erti syukur
Syukur atas rahmatmu